ASAL USUL KASTURI



     Sebenarnya Sumber Wangi Kasturi itu berasal dari dua jenis sumber, yaitu tumbuhan dan hewan. Akan tetapi yang akan kita bahas disini yang bersumberkan dari hewan, karena kasturi yang bersumber dari hewan inilah yang memiliki hakekat wewangian yang paling terharum baik dunia dan akherat, sehingga kasturi yang berasal dari hewan ini dijadikan sumber inti utama dari berbagai jenis wangi – wangian.
Istilah Kasturi sebenarnya merujuk kepada kandungan yang terdapat dalam bintil kelenjar kijang jantan.
Walaupun kerap ditemukan di bahagian antara perut dan genital, kasturi juga kadang  tumbuh di bagian-bagian lain hewan tersebut, seperti di leher, badan atas dan juga kepala.
Apabila tertanggal atau dipotong dari tubuh kijang tersebut, bintil kasturi yang mengering warna dan kandungan berwarna merah keperakan berubah menjadi hitam dan keras.
Jika ditekan kuat atau diketuk, butiran kecil akan keluar darinya dan bahan itulah yang dicampur bersama minyak atau ekstrak wangian beralkohol.
“Sejak ratusan tahun lalu, ia digunakan dalam pembuatan wangi-wangian. Kasturi juga bertindak sebagai biang penyebar bau harum selain itu dipercayai menjadikan bau harum lebih tahan lama.
Di dalam dunia ini, hanya terdapat lima jenis hewan yang menghasilkan kasturi yaitu kijang jantan, lembu, musang, kura-kura dan tikus (tikus jenis tikus muskrat (Ondatra zibethicus), Paling populer adalah kasturi kijang jantan yang hidup di pergunungan Himalaya
Dalam bidang perobatan tradisional Cina, kasturi dipercayai mampu mengembalikan kesadaran seseorang yang pingsan, melancarkan peredaran darah, , menghilangkan bengkak pada tubuh,  menghilangkan rasa sakit dan merangsang penghentian/pembersihan  darah haid.

Sebagaimana dalam hadits dikisahkan :
Dari ‘Aisyah r.a, “Seorang wanita bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang cara mandi dari haid. Beliau lalu memerintahkan wanita itu bagaimana cara mandi. Beliau bersabda: “Ambillah sepotong kapas yang diberi kasturi lalu bersucilah.” Wanita itu bertanya, “Bagaimana aku bersucinya? Beliau menjawab: “Bersucilah dengan kapas itu!” Wanita itu berkata lagi, “Bagaimana caranya aku bersuci?” Beliau bersabda: “Bersucilah dengan menggunakan kapas itu!” Wanita itu bertanya lagi, “Bagaimana caranya?” Maka Beliau berkata, “Subhaanallah. Bersucilah kamu!” Lalu aku menarik wanita itu kearahku, lalu aku katakan, “Kamu bersihkan sisa darahnya dengan kapas itu.” (HR al-Bukhari)

 
  Oleh kerana spesies kijang yang menghasilkan kasturi sukar ditemui, saintis Cina beralih kepada sains dan teknologi untuk mengembangkan potensi pengobatannya.
Ilmuan cina mengembangkan  peternakan artifisial mamalia tersebut seterusnya mengekstrak bintil kasturi tanpa perlu membunuh kijang. Pengambilan bintil kelenjar itu secara berjadwal meningkatkan penghasilan kasturi sekali gus mendorong upaya reproduksinya.
Kasturi diyakini sebagai penawar ajaib di kalangan masyarakat konvensional di Nepal, Pakistan, Siberia dan Mongolia.
     Di India pula, penggunaan kasturi telah lama diserap dalam kaidah pengobatan Ayurveda.Pada pengobatan Ayurveda diyakini mampu meredakan penyakit asma, ekzema, demam, sakit kepala dan ulser.
“Kegunaan paling popular adalah dalam industri pembuatan minyak wangi. Baik minyak wangi atau atar yang didatangkan dari Mekah atau India, terdapat juga pengusaha yang memasukkan butiran kasturi itu ke dalam botol penjualan minyak wangi yang akan menambah nilai harganya

Inilah rupa kijang yang menghasilkan kasturi.
Kijang Jantan.



 
Ini pula rupa bentuk kasturi yang masih dalam sarungnya:


 Kasturi bila dikeluarkan dari sarungnya: